
INNER CHILD: Sosok Anak Kecil di dalam Tubuh Orang Dewasa
Halo Psyfams!
Dewasa ini inner child banyak dibincangkan di media sosial. Di dalam ranah psikologi istilah inner child dikenal dengan ACEs atau advisery childhood experiences. Ulasan lebih lanjut mengenai ACEs ini apa dan bagaimana kaitannya dengan kesehatan mental dapat kita simak melalui penjelasan ACEs dari Ibu Dzikria Afifah Primala Wijaya, S.Psi., M.A yang telah diwawancarai pada senin (3/4) bertempat di Fakultas Psikologi. Check this out!
- Secara umum, apa yang dimaksud dengan Inner Child?
Selama ini, inner child identik dengan trauma masa lalu yang sering dipahami sebagai sisi yang harus dibuang dan jadi alasan untuk menolak terhadap suatu hal. Inner child secara umum dapat dimaknai sebagai sisi anak kecil yang ada dalam diri orang dewasa. Inner child sudah sewajarnya ada dan dialami setiap individu sehingga jika dikelola dengan baik bisa menjadi booster sendiri untuk perkembangan.
Bahasa psikologi dikenal sebagai ACEs atau advisery childhood experiences yang merupakan pengalaman masa kecil individu yang akan berpengaruh terhadap perkembangan. Maka dapat dipahami sebagai bagian dari diri yang berfikir, merasa, bersikap dan bertindak secara kanak-kanak di dalam tubuh dewasa.
- Apakah ada kaitannya antara inner child dengan pola asuh?
Iya bisa, istilahnya mungkin ada yang belum selesai dan sebagainya. Saya ingin membenarkan terkait sifat dari inner child itu netral, karena selama ini kan di frame negatif untuk dijadikan penolakan. Jadi sifatnya netral akan tetapi, bisa menjadi masalah ketika tidak dikelola sebagai bahan untuk pengembangan diri.
- Bagaimana inner child bisa terbentuk?
Sebenarnya, kita semua punya sisi inner child tergantung mau diarahkansisi positif atau penghambat. Jika dikembangkan sebagai sebuah hambatan maka akan terjadi hambatan seperti “si A minta ice cream tetapi tidak dapat terus meraung-raung itu berarti sisi anak kecil yang jadi hambatan”. Pertanyaan nya adalah bisa dikembangkan, bisa dihilangkan tidak? Bisa, itu semua tergantung individu itu sendiri akan diarahkan ke positif atau hambatan.
- Apakah inner child ada kaitannya dengan gangguan mental?
Penting untuk dipahami adalah inner child bukan gangguan mental, hanya sebuah istilah seperti halnya quarter life crisis istilah penyebutan untuk tahap individu ketika mengalami hal yang bermasalah, tahapan badai dan stres. Jika inner child tidak bisa menjadi tantangan dan pengembangan diri maka akan menjadi masalah yang tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan orang yang bersangkutan mengalami gangguan mental. Akan tetapi kurang tepat, jika penyebab gangguan mental langsung disebabkan karena inner child. Ada dinamika psikologis yang kompleks sehingga menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental.
- Apakah inner child termasuk kepribadian?
Tidak bisa dimaknai secara “mentah” seperti itu karena kepribadian suatu hal yang kompleks gabungan dari sifat, perilaku, sikap dan kebiasaan. Akan tetapi, Inner child yang bermasalah akan menyebabkan gangguan dalam perilaku, tetapi tidak langsung dapat dimaknai sebagai bagian dari kepribadian. Jika inner child membentuk kebiasaan dan tidak ditangani secara tepat, maka bisa jadi sumber masalah.
- Bagaimana cara agar dapat berdamai dengan inner child yang bermasalah?
Disadari bahwa kita memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan“ini pengalaman tidak menyenangkan, rasanya kecewa, ga enak banget, dan yang bikin kecewa karena ini, orangnya ini”. Kemudian, kenali respon yang timbul apakah aman untuk diri sendiri maupun orang lain.
Berikutnya, mencatat setiap respon diperbuat dan tanggung jawab atas respon tersebut “ingin nangis karena sedih ya nangis saja”. Akan tetapi, respon yang kita munculkan jangan sampai merugikan orang lain. Marah, sedih itu emosi dasar yang diciptakan oleh Allah. Nabi Muhammad SAW pernah merasakan tahun kesedihan. Artinya, beliau saja mengajarkan kita untuk menerima kesedihan. Jadi, berikanlah waktu dan ruang untuk emosi negatif dengan cara fokus terhadap emosi yang dirasakan sehingga tidak terburu-buru untuk memotong perasaan.
- Bagaimana cara menyalurkan inner child ke arah yang lebih baik?
Dapat diekspresikan ke hal yang positif misalnya “marah ya tetap marah tapi dengan cara yang positif misalnya membersihkan ruangan”. Aktif dan ceria pun termasuk sisi inner child, secara mudah sisi inner child itu dengan melihat ada sosok anak kecil atau tidak di diri kita, jika ada berarti inner child.
Akhir kata pesan dari Bu Dzikria adalah inner child memiliki sifat netral. Akan tetapi, kita selalu berlindung dibalik inner child untuk hal-hal yang tidak mau kita lakukan. Apabila kita tidak mau melakukan karena pernah mencoba, namun memberikan hasil yang tidak disukai dan tidak terwujud dengan baik, maka bukan menjadi suatu masalah. Walaupun sangat disayangkan jika kita berlindung dibalik inner child yang membuat kita menutup diri dan menghambat perkembangan.
Salam Web Content Writer~